About Us

Foto saya
Tangerang, Banten, Indonesia

Selasa, 25 Februari 2020

Candi Bangkal: Permata yang Hilang di Tengah Sawah


Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Candi Bangkal,
sumber: dokumentasi pribadi
Di tengah daerah persawahan, tepatnya di desa Candiharjo, kecamatan Ngoro, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, berdiri sebuah candi megah yang masih belum diketahui jelas asal-usul sejarahnya. Candi yang dinamai Candi Bangkal ini terletak sejauh 120 meter ke arah Utara dari perempatan besar Ngoro, desa Candiharjo. Di sana, kalian akan bisa melihat rumah yang merupakan pos jaga dan sebuah plang dengan tulisan “Candi Bangkal” lengkap dengan plang berisi aturan yang diterbitkan oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dengan kondisi sudah berkarat akibat proses penggaraman yang tinggi.

Untuk masuk ke dalam kawasan sejarah ini pengunjung tidak dikenai biaya, cukup menuliskan nama dan tujuan kedatangan di buku tamu. 50 meter ke arah timur dari pintu masuk, akan mulai terlihat beberapa struktur pada kawasan ini. Di kawasan ini ada satu bangunan utama atau candi induk, satu struktur candi perwara di depan candi induk, dan struktur pagar yang mengelilingi keseluruhan struktur candi. Di sisi barat candi terdapat pemandangan asri sebuah lahan hijau dan jalan pedesaam yang merupakan arah hadap candi induk. Di sisi utara, terdapat bangunan makam yang dihormati di dalamnya. Kemudian di sisi timur dan selatan, terdapat hamparan sawah dan pagar kawat berduri yang membatasi kawasan candi ini dengan sawah milik penduduk. Sayangnya, meskipun candi ini berada di tempat lokasi yang sangat hijau dan asri, jenis tanah yang ditempati candi ini kurang bagus karena tidak dapat menyerap air dengan baik, tidak seperti lahan tanah di candi pada umumnya. Pada musim hujan, tingkat banjir di lokasi yang cukup tinggi mengakibatkan bagian bawah timur candi sedikit melesak ke dalam tanah. Sampai saat ini, pembangunan serta konservasi candi ini masih menjadi perhatian yang memerlukan tindakan tepat sebagai akibat dari jenis tanah yang tidak menyerap air. Meskipun begitu, jalan menuju Candi Bangkal dari pos juru pelihara sudah memiliki akses jalan yang baik dan terwat.
Berdasarkan penelitian Nurmulia Rekso Purnomo (2009: 87-90) tidak ditemukan adanya catatan sejarah baik dalam bentuk narasi atau angka tahun dari prasasti, naskah-naskah klasik, dan atau karya sastra kuno yang menjelaskan tentang Candi Bangkal. Namun, jika dikaji berdasarkan ragam hias dan dibandingkan dengan candi lain yang serupa maka dapat dijelaskan latar belakang tahun dan sejarah candi ini. Berdasarkan keistimewaan candi ini yang diantaranya adalah tangga, motif tapak dara, motif kerang lonjong, relief tokoh mengendarai kuda, perwara dengan denah persegi panjang, dan kepala kala yang terbuat dari andesit, dapat ditemukan pembanding yaitu: tangga dengan ciri serupa dimiliki juga oleh Candi Pari (1371 M) dan Candi Jago (1343), motif tapak dara dimiliki pula oleh Candi Ngetos (Abad 14 M), Candi Sawentar (Abad 13 M), dan Candi Kalicilik (1349 M), denah perwara yang berupa persegi panjang juga dimiliki oleh Candi Jawi (1293 M, 1331 M) dan Candi Kidal (Abad 13 M). Dengan kemiripan tersebut, menurut Agus Aris Munandar, dapat disimpulkan bahwa masa pendirian Candi Bangkal adalah sekitar abad ke-14 dari gayanya yang condong pada gaya kesinambungan Singhasari-Majapahit. Lebih dalam dibahas, Purnomo (2009) dalam penelitiannya menyebutkan di antara candi-candi perbandingannya yang paling mendekati dan banyak memiliki kesamaan adalah Candi Pari dan Candi Kalicilik sehingga pertanggalan kembali dipersempit menjadi sekitar tahun 1355 M. Pada masa itu, kekuasaan wilayah dipegang oleh Kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Hayam Wuruk dengan latar belakang agama candi adalah Hindu-Siwa. Hal ini dapat dilihat dari fungsi relung candi sebagai tempat arca keluarga Siwa dan tidak ditemukannya arca Buddha ataupun arca penggabungan agama Hindu dan Buddha. Perbandingan dengan candi lain menjadi penting dalam kajian latar belakang Candi Bangkal karena tiap masa kekuasaan suatu kerajaan memiliki ciri atau gaya khas masing-masing sehingga antar jenis ragam hias dapat menentukan dari masa apa candi itu berasal.  Lebih lanjut mengenai ciri arsitektur dan ragam hias yang dimaksud akan dijelaskan pada paragraf berikutnya.

Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Lanskap Candi Bangkal dari sisi barat,
sumber: dokumentasi pribadi

Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Gapura/Pintu masuk Candi Bangkal,
sumber: dokumentasi pribadi
Sebelum berhadapan langsung dengan candi induk dan candi perwara, terdapat sebuah pagar dengan pintu masuk di barat daya. Pagar ini berbahan dasar batu bata dan memiliki tinggi kurang dari satu metar dan lebar kurang lebih 60 cm mengelilingi candi induk dan candi perwaranya dengan bentuk persegi. Kondisi pagar ini dan pagar di sisi-sisi candi tidak ditemukan seluruhnya. Baik di bagian utara, selatan dan timur pagar tidak ditemukan utuh dari ujung ke ujung dan tiap sudutnya belum direkostruksi. Untuk pintu masuk atau gapura, dapat terlihat bahwa gapura ini tersusun dari bata yang bagian tengahnya kosong seakan-akan mempersilahkan masyarakaat pendukungnya memasuki bangunaan suci ini. Setelah memasuki pagar ini maka akan terlihat struktur candi perwara dengan denah persegi panjang yang tersusun dari batuan bata. Struktur candi perwara hanya berupa batur saja dan memiliki jarak yang cukup dekat dengan candi induk dan juga pagar. Pada batur candi perwara terdapat hiasan motif tapak dara di tiap sisinya.
Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Tampak timur candi perwara yang berada di barat candi induk,
sumber: dokumentasi pribadi
Candi yang berada di Mojokerto ini memiliki bentuk yang ramping seperti gaya banguanan suci Jawa Timur secara umum. Struktur bangunan terdiri dari fondasi yang berbentuk persegi dengan ketebalan kurang lebih 5 cm, di atasnya terdapat batur, kaki, tubuh, dan atap. Batur candi induk berdenah persegi dengan tinggi kurang lebih 1 meter dan berukuran sedikit lebih sempit dari fondasinya. Pada batur ini terdapat beberapa hiasan yang terbuat dari batu bata yang dipahat pada dinding batur, hiasan ini antara lain adalah hiasan motif tapak dara, pilar kecil, dan kala yang diukir pada setiap sudut candi yang sedikit maju. Selain hiasannya, batur candi induk ini memiliki profil dengan pola cermin. Pada sisi barat batur candi induk ini terdapat bagain tambahan yang berbentuk lebih kecil dan difungsikan sebagai tangga dengan dua tangga masuk di utara dan selatan yang menyatu di tengah dan dilanjutkan dengan tangga yang menuju ruang dalam candi. Pada bagian tangga ini terdapat hiasan belah ketuapat dalam panil persegi dan juga bentuk pilar kecil di sisi baratnya. Pada bagian dalam sisi timur tangga terdapat hiasan lonjong bergaris vertikal di bagian atas dan horizontal di bagian bawah yang dikenal dengan motif kerang lonjong. Setelah batur, terdapat kaki candi, profil kaki memiliki pola cermin dengan motif tapak dara pada panil persegi di tiap sisinya yang dibatasi oleh hiasan pilar. Di sisi barat terdapat kaki yang mengecil dari tangga sebelumnya dan bagian ini sedikit lebih maju.

Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
(kiri) motif kerang lonjong, (kanan atas) motif tokoh mengendarai kiuda di langit bilik, dan (kanan bawah) motif tapak dara,
sumber: dokumentasi pribadi

Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Moacam-macam Kala yang ada pada Candi Bangkal,
sumber: dokumentasi pribadi


Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Tampak depan (sisi barat) Candi Bangkal,
sumber: dokumentasi pribadi
Pada sisi barat badan candi induk terdapat pintu masuk ke ruang tengah candi, pada pintu masuk terdapat kala diatas pintu yang terbuat dari batu andesit bukan batu bata (bahan utama pembuatan candinya) dan tidak adanya Makara. Kala yang terdapat atas pintu memiliki arti untuk menghindarkan segala hal buru sebelum masuk atau singkatnya sebagai untuk menolak bala. Di sisi kanan-kiri pintu juga terdapat relung yang berhiasan kala dari batu andesit di atasnya, relung ini kemungkinana besar adalah tempat untuk menaruh arca Mahakala (kiri) dan Nandiswara (kanan) sebagaimana candi Hindu yang menempatkan arca keluarga Siwa disakeliling candi sesuai arah mata angin. Di sisi utara, timur dan selatan badan candi tidak terdapat hiasan kecuali relung dengan kepala kala di atas relungnya dan relung-relung ini adalah tempat untuk menaruh arca keluarga Siwa: Durga di utara, Ganesha di timur, dan Agastya di selatan, sedangkan Siwa sendiri berada di tengah atau ruang dalam candi. Sebelum memasuki bilik, terdapat bekas lubang pintu yang menyatakan bahwa dahulu ada pintu yang seperti terbuat dari kayu. Namun sangat disayangkan pintu itu hilang karena membusuk. Bilik candi berdenah persegi dan mengerucut ke atas berbentuk limas segi empat. Tidak ditemukan adanya liangga-yoni di dalam candi. Satu hal yang unik dari candi ini adalah di bagian atas denah ini terdapat hiasan dari batu andesit berbentuk lingkaran yang bergambarkan orang yang sedang berkuda. Atap candi berbentuk persegi tidak mengerucut, namun sayangnya sisi atap bagian selatan sedikit runtuh sehingga atap tidak sempurna. Hiasan yang terdapat pada atap ini adalah pilar-pilar di setiap sisi dan terbuat seluruhnya dari batu bata.

Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Motif pilar pada atap candi,
sumber: dokumentasi pribadi
Keadaan situs Candi Bangkal saat ini secara sarana dan prasarana sudah cukup memadai. Akan tetapi, akibat tipe tanah yang kurang cocok, susah menyerap air sehingga air menggenang, saat musim hujan datang kemungkinan candi Bangkal terendam banjir bisa datang kapan saja. Kesalahan pemilihan tanah ini memicu pertanyaan kenapa pambuat candi memilih tanah ini, tanah yang tidak sesuai untuk mendirikan bangunan suci? Penggaraman di lokasi ini juga cukup tinggi. Buktinya dapat kita lihat dari plang BPCB yang sudah sangat berkarat. Keadaan kaki candi yang melesak masuk kedalam tanah beberapa centimeter pun harus menjadi perhatian dinas pemugaran cagar budaya selain pembanguanan sarana umum yang lebih baik.
Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Tampak kaki candi bagian timur yang sedikit ambles,
sumber: dokumentasi pribadi

Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Kondisi tanah sekitar Candi Bangkal,
sumber: dokumentasi pribadi

Candi Bangkal: Permata Hilang di Tengah Sawah
Plang BPCB Jatim yang sudah berkarat akibat penggaraman yang tinggi,
sumber: dokumentasi pribadi

Belum ada hipotesis yang dapat menjelaskan fenomena lokasi candi Bangkal ini. Namun, dinas berwajib sudah berupaya untuk mengurangi tingkat genangan air dan merawat peninggalan sejarah ini dengan membuat jalur pembuaangan air dari candi ke Kali Porong yang berada di timur candi ini.

-Liche Centifolia-


Daftar Pustaka:
Guntur., 2013. Kreasi Motif Batik Khas Mojokerto Berbasis Relief Candi Sebagai Kearifan Lokal dengan Menggunakan Teknologi Saring-Malam Guna Meningkatkan Produksi dan Ekonomi Masyarakat. Institut Seni Indonesia Surakarta.
Purnomo, Nurmulia Rekso., 2009. Candi Bangkal: Rekonstruksi Arsitektural, Latar Belakang Keagamaan, dan Tinjauan Kronologi. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.


1 komentar:

  1. wah, tulisannya sgt inspiratif sekali. jadi pengen langsung ke sana

    BalasHapus

Stasiun Rangkasbitung dari Masa ke Masa

  Stasiun Rangkasbitung Tahun 2022 Sumber: Dokumentasi Pribadi Sebagai salah satu saksi bisu sejarah Banten, keindahan dan keberadaan Stas...

Cek ini juga yuk!