Stasiun
Kalasan yang terletak di Kringinan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta
memiliki sejarah perkembangan yang tidak bisa lepas dari sejarah perkembangan
perkerataapian di Yogyakarta. Berawal setelah tahun 1870, dimana banyak muncul
pabrik-pabrik gula maupun perkebunan milik Belanda yang ada di Yogyakarta.
Untuk mengangkut hasil perkebunan dan produksi pabrik ini, pemerintah Hindia
Belanda bersama NISM (Nederlands Indische
Spoorweg Maatschapij) untuk membangun jalur rel kerta api utama yang
menguhubungkan Yogyakarta ke Cilacap dan Batavia, lalu jalur Yogyakarta ke Semarang, dan jalur Yogyakarta ke Surabaya
serta Semarang. Tidak ketinggalan pula, sub jalur kereta api dari Stasiun
Kalasan – Tugu – Kedandang (masuk pada jalur utama). Adapun pembangunan
jalur kerta api ini bersamaan dengan pembangunan stasiun-stasiun kecil
yang dimulai dari tahun 1864 (Pratikto, 2018: 2-5). Dengan kata lain,
pembangunan jalur kereta api sudah dimulai lebih awal dan ketika pabrik-pabrik
gula mulai banyak bermuncul maka pembangunan jalur kereta api ini semakin
masif.
Yogyakarta
menjadi salah satu daerah yang memiliki tanah yang subur sehingga sangat cocok
untuk mengembangkan perkebunan, terutama perkebunan tebu. Di dekat Stasiun
Kalasan sendiri terdapat Pabrik Gula Tanjungtirto dimana pabrik ini menggunakan
Stasiun Kalasan sebagai tempat untuk mengangkut hasil produksinya ke kota-kota
pelabuhan yang kemudian akan diekspor.
Peta
Stasiun Kalasan pada tahun 1924. Sumber: Leidenmaps.
|
Fasad Stasiun Kalasan yang didominasi dengan cat putih
dan menghadap ke arah utara. Sumber: dokumentasi pribadi.
|
Peta
Stasiun Kalasan pada tahun 2019. Garis kuning menunjukkan bangunan Stasiun
Kalasan. Garis merah hanya sebagai penanda lokasi Stasiun Kalasan. Sumber: Google Earth.
|
Ruangan Kepala Stasiun yang mengalami kebakaran. Dan
seperti itulah kondisinya. Sumber: dokumentasi pribadi.
|
Gambar
sketsa Stasiun Kalasan dengan enam jalur, sumber: kaskus.com.
|
Salah satu dari bekas tiga jalur rel Stasiun Kalasan yang kini hanya tinggal sisa dan tertutupi aspal. Sumber: dokumentasi pribadi.
|
Salah satu dari bekas tiga jalur rel Stasiun Kalasan yang kini hanya tinggal sisa. Dimana tampak melewati sebuah selokan. Sumber: dokumentasi pribadi.
|
Salah satu bekas tiga jalur rel Stasiun Kalasan yang kini hanya tinggal sisa. Dimana tampak melewati sebuah selokan. Sumber: dokumentasi pribadi.
|
Salah satu bekas tiga jalur rel Stasiun Kalasan yang kini hanya tinggal sisa. Dimana sebagian sudah
tertutup aspal dan sebagian masih tampak melewati sebuah selokan. Sumber: dokumentasi pribadi.
|
- Dinding
Bagian
dinding dari stasiun secara keseluruhan di cat dengan menggunakan warna putih
dan telah mengelupas. Pada beberapa bagian dinding sudah hancur dengan lapisan
semen yang terkelupas dan juga yang sudah rubuh.
Tampilan
kondisi dinding Stasiun Kalasan secara keseluruhan. Foto ini diambil dari sisi selatan Stasiun Kalasan. Sumber: dokumentasi pribadi.
|
- Lantai
Saat
ini seluruh bagian lantai masih terbilang bagus. Kerusakan pada bagian lantai
hanya terdapat pada ruangan kepala stasiun yang tanahnya ambrol. Selain itu di
ruangan yang letaknya di sebelah barat ruangan kepala stasiun sudah rusak
dengan beberapa keramik yang terkelupas. Namun lantai pada Stasiun Kalasan
sudah tidak asli. Stasiun yang dibangun oleh NISM pada masa kolonial memiliki
lantai yang terbuat dari tegel yang berbentuk kotak-kotak. Kini lantai tersebut
telah dilapisi dengaan dengan lantai keramik putih yang moderen.
Lantai
pada ruangan Kantor Kepala Stasiun yang sudah pecah, rusak, dan kotor. Terdapat dua jenis lantai yang menandakan adanya pembaharuan yang pernah dilakukan di
Stasiun Kalasan. Sumber: dokumentasi pribadi.
- Atap
Seluruh
komponen atap pada bangunan stasiun kalasan ini masih utuh. Genteng genteng
yang digunakan masih tertata dengan rapi, hanya saja sudah ditumbuhi dengan
lumut dan beberapa rumput liar.
Atap Stasiun Kalasan sebelah utara terlihat masih utuh
dan masih terpasang dengan baik. Sumber: dokumentasi pribadi.
- Plafon
Bagian
plafon bangunan ini beberapa sudah mengalami kerusakan ada yang parah, ada yang
bolong dan juga menguning karena rembesan air hujan. Hal ini tak lain karena
penggunaan bahan plafon yang terbuat dari triplek, usia bangunan, dan faktor
iklim.
Salah
satu sudut dari bangunan Stasiun Kalasan. Terlihat plafon yang sebagian sudah
bolong dan beberapa lapuk serta warnanya mulai berubah. Sumber: dokumentasi pribadi.
- Pintu
Secara
keseluruhan pintu – pintu yang terdapat
di bangunan ini masih terpasang dengan baik pada tempatnya. Hanya saja ada
beberapa kerusakan seperti cat yang mengelupas, panil kaca pintu yang hancur,
dan banyak vandalisme.
Pintu ruangan petugas Stasiun Kalasan. Kondisinya
sangat memprihatinkan dimana kaca-kaca pada pintu pecah dan banyak vandalisme. Sumber: dokumentasi pribadi
- Jendela
Seluruh
komponen jendela masih dalam kondisi bagus dan terpasang dengan baik pada
tempatnya, bahan kayunya pun masih dalam kondisi bagus dan belum ada kerusakan.
Hanya saja untuk beberapa jendela mengalami kerusakan dengan beberapa kacanya
yang pecah bahkan bagian ini juga tak luput dari aksi vandalisme.
Jendela
disisi barat Stasiun Kalasan. Jendela ini menjadi salah satu yang rusak dimana
kayunya sudah patah dan kacanya penuh dengan vandalisme. Sumber: dokumentasi pribadi.
- Tiang
Komponen
tiang yang menopang bangunan stasiun ini masih berdiri dengan tegak dan belum
ada kerusakan ataupun kelapukan bahan kayunya, hanya bagian cat nya yang saat
ini sudah mengelupas.
Umpak serta tiang pada bangunan Stasiun Kalasan yang
terdapat di sisi selatan. Kondisinya terbilang masih cukup terawat. Sumber: dokumentasi pribadi
|
Selain kondisi pada bangunan Stasiun yang tidak terawat, kondisi lingkungan stasiun pun tidak jauh berbeda. Dimana banyak sampah dan daun-daun kering yang tidak dibersihkan. Terdapat pula semak-semak belukar yang tumbuh secara liar. Adanya kayu-kayu hasil penebangan yang dibiarkan begitu saja membuat pemandangan disekitar stasiun ini benar-benar terlihat tidak terawat.
Lingkungan sekitar Stasiun Kalasan di sisi sebelah
Timur. Terlihat banyaknya sampah. Sumber: dokumentasi pribadi
|
Lingkungan sekitar Stasiun Kalasan di sisi sebelah
Timur. Terlihat kondisi yang sangat tidak terwat. Sumber: dokumentasi pribadi
|
-Jeana Sicari-
Daftar Pustaka
Pratikno, Djoko. 2018. Penelusuran
Bentuk Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api Jaman Kolonial di Yogyakarta. Surakarta:
Universitas Tunas Pembangunan. Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 22 No.
26. Hlm 1-13.
Sulistyani, Harmilyanti. 2010. Karakteristik
Tata Ruang dalam Bangunan Stasiun Kereta Api di Jalur Semarang-Vorstenlanden
periode 1854-1930. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Skripsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar